Rabu, 11 Desember 2013

Makalah Itik Observasi Lapang

MAKALAH
ILMU NUTRISI TERNAK UNGGAS
“MANAJEMEN PEMELIHARAAN ITIK”





Oleh:
    RAHMAN MAULANA                             
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Bab I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Pada dasarnya pemeliharaan itik telah dilakukan sejak lama oleh masyarakat

pedesaan. Bagi mereka, itik merupakan sumber mata pencaharian sehari- hari.

Biasanya, mereka memelihara itik dengan sistem gembala. Setiap pagi hingga sore

peternak mengembalakan itik di sawah- sawah untuk mendapatkan gabah- gabah yang

tercecer sebagai sumber pakan. Sistem pemeliharaannya memang masih sangat

sederhana. Namun, dari telur dan daging yang dihasilkan oleh itik peliharaannya, para

peternak di pedesaan mampu memenuhi kebutuhan hidup keluargannya.
Ternak unggas merupakan jenis – jenis yang dibudidayakan untuk tujuanproduksi sebagai penghasil pangan sumber protein hewani bagi masyarakat danmemiliki nilai ekonomis bagi manusia yang memeliharanya. Beberapa jenisunggas memberikan keuntungan antara lain adalah ayam, itik, kalkun, merpati danpuyuh. Ilmu ternak unggas adalah ilmu yang mempelajari prinsip–prinsipproduksi (pembibitan, pembesaran, produksi telur) penaganan produk danpemasaran produk ternak unggas. Produk ternak unggas berupa daging dan telur. Tujuan praktikum produksi ternak unggas untuk mengenal berbagai jenisunggas sesuai dengan dan karakteristiknya termasuk di dalamnya unggas air,unggas darat, jantan dan betina, mengetahui jenis dan bentuk bahan pakan,metode dan cara dalam penyusunan atau formulasi ransum unggas serta aspek –aspek yang harus dipertimbangkan dalam formulasi ransum unggas,mengidentifikasi karakteristik unggas, dan membedakan anatara unggas darat danunggas air. Manfaat praktikum produksi ternak unggas adalah praktikan dapatmengetahui secara langsung materi yang diajarkan dalam perkuliahan yaitu materitentang pengenalan jenis pada ternak unggas serta praktikan mampu membuatformulasi ransum ternak unggas dengan mempertimbangkan aspek-aspek yangharus dipertimbangkan dalam penyusunan atau formulasi ransum unggas
Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak masyarakat di perdesaaan di Indonesia. Namun demikian, sebagaimana usaha lainnya, usaha peternakan juga menghasilkan limbah yang dapat menjadi sumber pencemaran. Oleh karena itu, seiring dengan kebijakan otonomi, maka pemgembangan usaha peternakan yang dapat meminimalkan limbah peternakan perlu dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga kenyamanan permukiman masyarakatnya. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan memanfaatkan limbah peternakan sehingga dapat memberi nilai tambah bagi usaha tersebut.
Kebijakan otonomi daerah perlu diantisipasi oleh aparat pemerintah daerah, khususnya di kabupaten/kota yang menjadi ujung tombak pembangunan, sehingga kabupaten/kota dapat berbenah diri dalam menggali segala potensi baik potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia. Dengan demikian potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Kebanyakan masyarakat yang berada di pedesaan semuanya menyatu dengan kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pertanian secara luas kerena memang itulah keahlian mereka yang dapat digunakan untuk mempertahankan kehidupannya. Tidak heran seorang petani selain mengolah sawahnya, mereka juga memelihara ternak misalnya ternak bebek, ayam kampung atau yang sering dikenal ayam buras, ada juga yang memelihara domba, kambing, sapi ataupun kerbau.
Sejauh ini kebijakan pemerintah yang lebih berorentasi pada sistem pertanian konvensional di mana banyak mengandalkan input produksi seperti pupuk organik ataupun pestisida dalam jumlah tinggi untuk memacu target produksi. Dalam kenyataan hal tersebut justru telah memberikan dampak negatif terhadap ekosistem lahan pertanian yang ada sehingga lambat laun akan menurunkan produktivitas pertanian dan akibatnya akan berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan petani. Namun pada kenyataannya sektor pertanian ternyata telah mampu menunjukan ketangguhannya dalam mengahadapi badai krisis.
Negara kita adalah negara agraris, di mana sebagian besar penduduknya mengandalkan sektor pertanian, namun rata-rata kepemilikan penduduk atas lahan pertanian kurang dari 0,3 hektar, terutama di pulau Jawa. Dari kondisi kepemilikan lahan yang sempit ditambah dengan sistem pertanian yang masih mengandalkan input produksi tinggi menyebabkan petani berada dalam lingkaran kemiskinan yang tiada putus-putusnya. Petani dengan pendapatan rendah tidak akan mampu menabung, meningkatkan pendidikan dan keterampilan apalagi meningkatkan investasinya guna meningkatkan produksi.
1.2.      Rumusan Masalah
1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit?
2.Bagaiman cara pemberian atau manajemen pakan yang baik?
3. bagaimana manajemen perkandangan yang baik?
4. Kapan dilakukan vaksinasi dan Vaksin apa saja yang digunakan?
5.Penyakit apa saja yang sering menyerang pada ternak itik?
6.Bagaimana cara pengobatan itik yang terserang penyakit?
1.3.      Tujuan
1. untuk mengetahui pemilihan bibit yang baik.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara pemberian atau manajemen pakan yang baik.
3. Untuk mengetahui dan memahami manajemen pakan yang baik untuk ternak unggas khususnya itik
4. Untuk mengetahui vaksinasi dan vaksin yang digunakan dalam pemeliharaan itik
5. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang menyerang pada ternak itik.
6. mengetahui dan memahami cara pengobatan itik yang terserang penyakit.











Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Pemilhan Bibit
            Cara memilih dod bebek yang baik, yang harus dilihat ketika kita memilih bibit adalah bibit bebek tersebut memiliki bulu yang bagus dan kering, kedua matanya melek, bebek bergerak lincah, tidak cacat pada kaki (pincang). Lalu setelah memilih bibit yang baik, selanjutnya adalah pemeliharaan dimana biasanya ini adalah masa-masa yang sulit sehingga tidak sedikit yang gagal didalamnya.(Yuwanta T (1993)
            Menurut Maulidya Siella Ningtyas dkk (2013) Meskipun tak ada perbedaan total telur yang dihasilkan antara bebek yang dipelihara dari DOD atau Meri. Berikut ini kriteria memilih DOD maupun bebek siap diternakkan :
Kriteria DOD Unggul
·         Bobot 38-40 gram.
·         Pusarnya sudah kering dan duburnya bersih.
·         Berbulu bagus dan kering.
·         Kedua matanya melek.
·         Bebek bergerak lincah.
·         Tidak ada cacat pada kaki (pengkor).

Pembibitan itik (DOD) yang dilakukan secara intensif tidaklah sebanyak pembibitan ayam (DOC), yang ada hanya penetasan telur yang diperoleh dari berbagai peternak yang kemudian ditetaskan oleh peternak kecil menengah (rumahan). Indukannya pun bukan berasal dari hasil seleksi. Tak heran jika saat ini sulit menemukan bibit itik unggul dalam jumlah besar dan umurnya seragam. Susila, A. B. (1997)

Daerah sentra peternak itik dan penghasil bibit itik (Day Old Duck/DOD) dan itik siap dibesarkan atau itik siap bertelur (Meri) adalah di Alabio-Kalimantan Selatan, Cirebon, Cimalaya-Jawa Barat, Tegal-Jawa Tengah, dan Mojosari-Jawa Timur .DOD/ Day Old Duck anak itik jantan.Harus bebas dari penyakit unggas a.I: Avian Influenza Fowl Pox, Avian Chlamydiasis Salmonellosis (S. pullorum; S, enteridis), Aspergilosis Cocidiosis dan penyakit unggas lainnya yang ditetapkan. (Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kalimantan Barat).
2.2.      Manajemen Pakan
Pakan merupakan kebutuhan utama dalam usaha pemeliharaan ternak itik. Biaya untuk ransum menempati  presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya. Kita ketahui bersama fungsi pakan pada makhluk hidup terutama ternak adalah sebagai penghasil energi. Setelah energi terbentuk maka akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (memelihara jaringan tubuh), kalau ada kelebihan energi akan dipergunakan untuk berproduksi (telur dan daging) dan bereproduksi. Mulatsih, S.Sumiati, dan Tjakradijaja (2010)


Itik adalah unggas yang paling tahan terhadap pakan berserat kasar tinggi, hal ini disebabkan sekum itik berkembang lebih baik dibandingkan ayam. Didalam sekum terdapat mikrobia yang mampu mencerna serat kasar menjadi asam lemak volatile yang digunakan untuk mensuplai kebutuhan energi. Haqiqi, S. H. (2008)
Kalau kita perhatikan paruh itik berbeda dengan paruh ayam, hal itu juga mempengaruhi dalam hal untuk mengambil pakannya. Paruh itik bentuknya pipih dan lebar memudahkan itik mengambil makanan di tempat basah. Ayam lebih menyukai pakan berbentuk butiran karena kebiasannya mematuk, sedangkan itik menyukai pakan yang becek. Pada paruh itik juga terdapat lempeng saringan yang berfungsi untuk menyaring makanan dari air dan lumpur. Kementrian Pertanian (2012)
            2.3.      Manajemen Perkandangan
            DOD (day old duck) umur 1-2 minggu sebaiknya ditempatkan dikandang yang dilengkapi pemanas, yaitu berupa box yang sekelilingnya tertutup atau bisa juga ditutup dengan kain/plastik. Kandang diberi fentilasi yang cukup agar sirkulasi udara terjaga, lalu sebelum DOD / bibit bebek dimasukkan semprotkan disinfektan agar kandang bebas dari kuman/penyakit yang dapat menyerang bebek. Lalu  didalam pemberian pakan, bebek umur 1-2 minggu perlu diberi pakan yang sedikit demi sedikit tetapi continue, berikan vitamin dan antibiotik untuk menjaga kesehatan bebek dan menambah nafsu makan. Dan yang terakhir selalu bersihkan kandang secara rutin, sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit.( Maulidya Siella Ningtyas dkk (2013)
Jenis Bangunan Kandang anak itik; pembesaran; kandang isolasi (itik sakit); tempat pembakaran ituk yang mati, dudang pakan, peralatan dan obat. Konstruksi Bangunan Bangunan dari bahan yang ekonomis, kuat, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta ternak terhindardari kecelakaan. Suhu optimal 26 – 30 cc ; memeliki saluran pembuangan limbah dan ventilasi udara Tata Letak Bangun kandang,Ruang kantor, tempat tinggal karyawan terpisah dan dibatasi pagar rapat, Kandang anak itik dan itik pembesaran terpisah, Jarak antara kandang : 1 kali lebar kandang dan jarak dengan bangunan lain minimal 25 meter, Kandang, isolasi dan bangunan lainnya harus ditata supaya aliran air, saluran pembuangan limbah, tidak menimbullan pencemaran penyakit., Lebar kandang membujur dari timur ke barat (Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kalimantan Barat. 2013)

2.4.      Vaksinasi
Vaksin bekerja menstimulasi kekebalan dengan mulai memproduksi antibody untuk melawan bibit penyakit yang ada dalam vaksin. Antibody ini selanjutnya akan terus diproduksi sampai antigen yang berasal dari vaksin hilang dari dalam tubuh. Secara alami antibody akan turun seiring dengan waktu , dan karena itulah diperlukan adanya booster/pengulangan dalam vaksinasi. (http://puyuhjaya.wordpress.com/2012/01/23/seluk-beluk-pemberian-vaksin-pada-unggas-termasuk-burung-puyuh-02/)

           

Vaksinasi untuk pertama kalinya menginduksi sel memory, sehingga respon kekebalan akan bergerak naik dengan cepat jika suatu saat terjadi kontak dengan agen infeksius, seperti yang ada dalam vaksin yang pernah diberikan sebelumnya. Pemberian vaksin untuk kedua kalinya adalah supaya konsentrasi antibody dapat meningkat d  engan segera, sehingga didapatkan “high level antibody” pada waktu yang cukup lama. Kususiyah dan Desia Kaharuddin (2008).
            2.5.      Penyakit
Itik lokal (Anas plathyrinchos) memiliki sifat aquatik yaitu suka dengan air. Hal ini ditunjang oleh bulu-bulu yang tebal dan berminyak yang berfungsi melindungi tubuh saat berada di air dan juga bentuk kaki dengan jari-jari kaki dihubungkan oleh selaput renang. Itik mempunyai keunggulan yaitu tingkat kematian (mortalitas) umumnya rendah, dan itik lebih tahan terhadap penyakit (Mulatsih dkk, 2010).
Kesehatan Hewan Situasi Penyakit Itik Pedaging penyakit-penyakit unggas yang berbahaya seperti : Avian Influenza (AI), Fowl Cholera, Fowl Pox, Avian Chlamydiasis, Salmonellosis (S. pullorum; E.enteridis), Aspergilosis, Coccidiosis dan penyakit unggas lainnya(Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kalimantan Barat)

2.6.      Pengobatan Penyakit

  1. Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. 
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.

2.         Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.
Gejala: pernafasan sesak, mencret. 
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.





Bab III
PEMBAHASAN
3.1.     Pemilihan Bibit
Bibit itik hibrida merupakan bibit yang berasal dari hasil persilangan antara itik mojosari sebagai betinanya dan itik peking sebagai jantan. Kualitas dari bibit itik tergantung dari induk itik, bibit itik yang dihasikan haruslah berasal dari induk itik pilihan untuk mencapai bibit itik yang mempunyai pertumbuhan yang cepat khususnya untuk itik pedaging. Karena itik hibrida adalah merupakan itik persilangan, maka sebagai peternak kita harus jeli dalam memilih itik hibrida. Sehingga pada saat melakukan pembelian itik kita harus tau induk dari itik yang akan dibeli. Bibit itik hibrida Sunarto didapat dari penetasan bapak Hadi di daerah Tlekung dekat dengan kediaman bapak Sunarto.

Ketersediaan DOD dari itik hibrida tergantung dari musim panen padi, pada saat musim kemarau petani tidak menanam padi sehingga ketersediaan bibit itik sulit . Hal ini dikarenakan pada musim tersebut sawah yang biasanya digunakan untuk menggembala itik tidak tersedia, sehingga para peternak yang memelihara itik secara konvensional tidak melakukan pembelian bibit. Sedangakan pada waktu musim penghujan banyak terdapat sawah yang ditanami padi, sehingga area untuk mengembala itik banyak tersedia. Untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan bibit itik pada waktu musim penghujan, maka dua minggu sebelum memelihara itik, uang muka untuk bibit itik yang akan dipelihara harus di bayar terlebih dahulu. Adapun cara dari pemeliharaan untuk penyediaan bibit dari bapak hadi untuk pelanggannya menggunakan pakan yang sudah tersedia yang mana menyusun komposisi makanan sendiri.

3.2.      Manajemen Pakan
Sistem pemberian pakan hingga siap dipasarkan :
1.               Untuk itik umur 1-14 hari diberikan pakan BR 1 dan minum air biasa
2.               Untuk itik umur 15-25 hari itik diberi rasum/pakan jadi yang disusun oleh pak Hadi berupa formulasi konsentrat,ulat belatung yag mengandung protein tinggi,dedak,pollard,bungkil kelapa,molasses,limbah pertanian (sayur-sayuran)
3.               Untuk itik umur 26 hingga siap panen diberi pakan berupa racikan yang terdiri dari tepung roti,limbah warung makan, limbah restoran,sisa-sisa makanan. Apabila terdapat jambu lebih baik tidak digunakan karena dapat menghambat proses penggemukan dan membuat metabolism tidak lancar

Pemilihan bahan untuk pakan :
1.               Pakan yang dipilih dalam pemberian untuk ternak itik berbentuk pellet
2.               Apabila tidak dalam berbentuk pellet maka pakan harus lembek dengan cara pemberian air panas/hangat agar dapat  by pass protein, pakan tidak masuk hidung dan pakan tidak mengembang didalam saluran pencernaan yang dapat menyebabkan penekanan terhadap organ-organ yang bias mengakibatkan kematian
Waktu Pemberian Pakan
1.               Pakan dan Minum diberikan secara adlibitum (Secara terus menerus)
2.               Pemberian Pakan akan diberi sebelum pakan habis ditempat pakan
3.               Pengecekan tempat pakan dilakukan 3 kali sehari
4.               Pada itik fase stater 1-14 hari didalam brooader pakan harus selalu tersedia begitu juga dengan air kunyit

3.3.Manajemen Perkandangan
Sistem atap kandang yang digunakan pak sunarto
1.               Pada saat musim kemarau atau musim kering memakai system atap shade dengan meggunakan batang tebu ang telah disusun sedemikian rupa menyerupai atap
2.               Pada saat musim hujan system atap kandang dibuka sebagian agar sinar matahari yang jarang ditemui saat musim hujan dapat memberikan sinarnya kepada kandang sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur diarea kandang
3.               Menurut bapak sunarto menyatakan  bahwa system atap yang baik meggunakan atap yang berbahan dari seng/asbes karena  dengan menggunakan seng panas dari matahari dapat masuk dan ketahanan lebih dapat dipercaya akan tetapi dengan menggunakan asbes/seng biaya yang dikeluarkan sangat tinggi setinggi gunung semeru
4.               Pada system perkandangan pak sunarto kandang dibawah lerng dan memiliki tempat umbaran yang dapat dikatakan kandang semi intensif.
5.               Lantai kandang yang digunakan oleh pak sunarto dikondisikan miring ada tempat yang tinngi dan ada tempat yang rendah. Hal ini dengan tujuan kandang yang lantainya tinggi untuk istirahat dari ternak itik dan berteduh saat hujan turun. Lantai kandang yang tinggi insya allah dalam keadaan kering.
6.               Peralatan kandang yang harus diperhatikan oleh pak sunarto diantaranya tempat isolasi,penghangatan,tempat pakan,tempat minum,cahaya lampu saat malam hari,alas kandan (terbuat dari sekam padi,bubuk gergaji,sisa pemotongan  kayu,koran bekas)
7.               Rata-rata Kapasitas kandang untuk menampung ternak itik berkisar antara 100-150 ekor dengan ukuran 4 x 6 (meter)
8.               Pada kandang boarder harus selalu diperhatikan suhu karena apabila suhu tidak sesuai maka akan mengakibatkan kematian
9.               Pada kandang Isolasi tempat yang dguakan harus bersih dan setelah isolasi kandang harus didesinfeksi agar tidak menular bibit penyakit kepada ternak yang sehat

3.4.Penyakit dan Pencegahannya pada Itik

1.               Flu burung, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat muncul dalam beberapa bentuk yang berbeda:
·                  Tanda-tanda klinis yang umum dan parah = Highly Pathogenic (HPAI)
·                  Tanda-tanda klinis pada pernafasan dan ringan = Low Pathogenic (LPAI)
·                  Tidak ada tanda-tanda klinis.
Pencegahan :Vaksinasi terhadap Flu Burung sudah ada dan sedang dikembangkan. Keputusan untuk membuatvaksin ini tersedia di suatu negara hanya bisa dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Hewan. Akan tetapi, vaksinasi hanyalah salah satu metode untuk pencegahan dan pengendalian.

2.               Kolera atau foel cholera, disebab kan oleh kuman yang menyebabkan  kematian mendadak dan mortalitas tinggi, ditandai dengan adanya gangguan pernafasan dan syaraf, radang persendian seta pembengkakan dan warna kebiruan pada balung atau jawer itik.
Upaya pengendalian penyakit kolera unggas terdiri atas tiga pokok kegiatan yaitu sanitasi, vaksinasi dan pengobatan. Disamping itu upaya pengamanan terhadap penyakit menular juga perlu diterapkan
3.               Penyakit highly pathogenic avian influenza (HPAI) yang disebabkan oleh virus avian influenza subtipe H5N1, ditandai dengan kematian itik yang tinggi.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan sanitasi, vaksinasi dan pengobatan. Disamping itu upaya pengamanan terhadap penyakit menular juga perlu diterapkan.


Bab IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam Peeliharaan ternak itik hal yang harus diperhatikan anata lain:
1.      Manajemen Pakan yakni meliputi Sumbernya,Kandungan Gizi,Mudah didpat,disukai ternak,dan harga murah untuk menekan biaya pakan
2.      Lingkungan meliputi Jauh dari pemukiman,Limbah ternak tidak mencemari( dapat dilakukan penanganan limbah),suhu yang Ideal,Jauh dari ngkat kriminal(Pencurian),tidak pernah ada riwayat penyakit yang Kronis (zona endemic)
3.      Manajemen Kandang meliputi Kelayakan untuk ternak(kenyamanan,Lantai kandang bersih,suhu kandang,Sinar yang masuk,sirkulasi udara serta kelembaban dan sumber pakn dan minum)
4.2.Saran
1.      Sebaiknya praktikum dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan agar peternak tidak dirugikan karena kemunduran moral,prilaku,adat dan tata karma  yang kurang baik
2.      Dalam prktikum sebaiknya bukan hanya sekedar observasi lapang menurut kami lebih baik bersama-sama menggunakan uang dengan baik dengan cara pemeliharan intensif dan akan member pengalaman yang baik bagi praktikan
3.      Menurut kami akan lebih berguna membantu peternak dalam pemeliharaan dilapang selama hari yang ditentukan dari pada praktikum yang kurang berbobot dan tidak efisien









Daftar Pustaka


Haqiqi, S. H. 2008. Mengenal Beberapa Jenis Itik Petelur Lokal. Fakultas Peternakan Universitas Bab I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Pada dasarnya pemeliharaan itik telah dilakukan sejak lama oleh masyarakat

pedesaan. Bagi mereka, itik merupakan sumber mata pencaharian sehari- hari.

Biasanya, mereka memelihara itik dengan sistem gembala. Setiap pagi hingga sore

peternak mengembalakan itik di sawah- sawah untuk mendapatkan gabah- gabah yang

tercecer sebagai sumber pakan. Sistem pemeliharaannya memang masih sangat

sederhana. Namun, dari telur dan daging yang dihasilkan oleh itik peliharaannya, para

peternak di pedesaan mampu memenuhi kebutuhan hidup keluargannya.
Ternak unggas merupakan jenis – jenis yang dibudidayakan untuk tujuanproduksi sebagai penghasil pangan sumber protein hewani bagi masyarakat danmemiliki nilai ekonomis bagi manusia yang memeliharanya. Beberapa jenisunggas memberikan keuntungan antara lain adalah ayam, itik, kalkun, merpati danpuyuh. Ilmu ternak unggas adalah ilmu yang mempelajari prinsip–prinsipproduksi (pembibitan, pembesaran, produksi telur) penaganan produk danpemasaran produk ternak unggas. Produk ternak unggas berupa daging dan telur. Tujuan praktikum produksi ternak unggas untuk mengenal berbagai jenisunggas sesuai dengan dan karakteristiknya termasuk di dalamnya unggas air,unggas darat, jantan dan betina, mengetahui jenis dan bentuk bahan pakan,metode dan cara dalam penyusunan atau formulasi ransum unggas serta aspek –aspek yang harus dipertimbangkan dalam formulasi ransum unggas,mengidentifikasi karakteristik unggas, dan membedakan anatara unggas darat danunggas air. Manfaat praktikum produksi ternak unggas adalah praktikan dapatmengetahui secara langsung materi yang diajarkan dalam perkuliahan yaitu materitentang pengenalan jenis pada ternak unggas serta praktikan mampu membuatformulasi ransum ternak unggas dengan mempertimbangkan aspek-aspek yangharus dipertimbangkan dalam penyusunan atau formulasi ransum unggas
Usaha peternakan mempunyai prospek untuk dikembangkan karena tingginya permintaan akan produk peternakan. Usaha peternakan juga memberi keuntungan yang cukup tinggi dan menjadi sumber pendapatan bagi banyak masyarakat di perdesaaan di Indonesia. Namun demikian, sebagaimana usaha lainnya, usaha peternakan juga menghasilkan limbah yang dapat menjadi sumber pencemaran. Oleh karena itu, seiring dengan kebijakan otonomi, maka pemgembangan usaha peternakan yang dapat meminimalkan limbah peternakan perlu dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota untuk menjaga kenyamanan permukiman masyarakatnya. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan memanfaatkan limbah peternakan sehingga dapat memberi nilai tambah bagi usaha tersebut.
Kebijakan otonomi daerah perlu diantisipasi oleh aparat pemerintah daerah, khususnya di kabupaten/kota yang menjadi ujung tombak pembangunan, sehingga kabupaten/kota dapat berbenah diri dalam menggali segala potensi baik potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia. Dengan demikian potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Kebanyakan masyarakat yang berada di pedesaan semuanya menyatu dengan kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pertanian secara luas kerena memang itulah keahlian mereka yang dapat digunakan untuk mempertahankan kehidupannya. Tidak heran seorang petani selain mengolah sawahnya, mereka juga memelihara ternak misalnya ternak bebek, ayam kampung atau yang sering dikenal ayam buras, ada juga yang memelihara domba, kambing, sapi ataupun kerbau.
Sejauh ini kebijakan pemerintah yang lebih berorentasi pada sistem pertanian konvensional di mana banyak mengandalkan input produksi seperti pupuk organik ataupun pestisida dalam jumlah tinggi untuk memacu target produksi. Dalam kenyataan hal tersebut justru telah memberikan dampak negatif terhadap ekosistem lahan pertanian yang ada sehingga lambat laun akan menurunkan produktivitas pertanian dan akibatnya akan berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan petani. Namun pada kenyataannya sektor pertanian ternyata telah mampu menunjukan ketangguhannya dalam mengahadapi badai krisis.
Negara kita adalah negara agraris, di mana sebagian besar penduduknya mengandalkan sektor pertanian, namun rata-rata kepemilikan penduduk atas lahan pertanian kurang dari 0,3 hektar, terutama di pulau Jawa. Dari kondisi kepemilikan lahan yang sempit ditambah dengan sistem pertanian yang masih mengandalkan input produksi tinggi menyebabkan petani berada dalam lingkaran kemiskinan yang tiada putus-putusnya. Petani dengan pendapatan rendah tidak akan mampu menabung, meningkatkan pendidikan dan keterampilan apalagi meningkatkan investasinya guna meningkatkan produksi.
1.2.      Rumusan Masalah
1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bibit?
2.Bagaiman cara pemberian atau manajemen pakan yang baik?
3. bagaimana manajemen perkandangan yang baik?
4. Kapan dilakukan vaksinasi dan Vaksin apa saja yang digunakan?
5.Penyakit apa saja yang sering menyerang pada ternak itik?
6.Bagaimana cara pengobatan itik yang terserang penyakit?
1.3.      Tujuan
1. untuk mengetahui pemilihan bibit yang baik.
2. Untuk mengetahui dan memahami cara pemberian atau manajemen pakan yang baik.
3. Untuk mengetahui dan memahami manajemen pakan yang baik untuk ternak unggas khususnya itik
4. Untuk mengetahui vaksinasi dan vaksin yang digunakan dalam pemeliharaan itik
5. Untuk mengetahui penyakit apa saja yang menyerang pada ternak itik.
6. mengetahui dan memahami cara pengobatan itik yang terserang penyakit.











Bab II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.      Pemilhan Bibit
            Cara memilih dod bebek yang baik, yang harus dilihat ketika kita memilih bibit adalah bibit bebek tersebut memiliki bulu yang bagus dan kering, kedua matanya melek, bebek bergerak lincah, tidak cacat pada kaki (pincang). Lalu setelah memilih bibit yang baik, selanjutnya adalah pemeliharaan dimana biasanya ini adalah masa-masa yang sulit sehingga tidak sedikit yang gagal didalamnya.(Yuwanta T (1993)
            Menurut Maulidya Siella Ningtyas dkk (2013) Meskipun tak ada perbedaan total telur yang dihasilkan antara bebek yang dipelihara dari DOD atau Meri. Berikut ini kriteria memilih DOD maupun bebek siap diternakkan :
Kriteria DOD Unggul
·         Bobot 38-40 gram.
·         Pusarnya sudah kering dan duburnya bersih.
·         Berbulu bagus dan kering.
·         Kedua matanya melek.
·         Bebek bergerak lincah.
·         Tidak ada cacat pada kaki (pengkor).

Pembibitan itik (DOD) yang dilakukan secara intensif tidaklah sebanyak pembibitan ayam (DOC), yang ada hanya penetasan telur yang diperoleh dari berbagai peternak yang kemudian ditetaskan oleh peternak kecil menengah (rumahan). Indukannya pun bukan berasal dari hasil seleksi. Tak heran jika saat ini sulit menemukan bibit itik unggul dalam jumlah besar dan umurnya seragam. Susila, A. B. (1997)

Daerah sentra peternak itik dan penghasil bibit itik (Day Old Duck/DOD) dan itik siap dibesarkan atau itik siap bertelur (Meri) adalah di Alabio-Kalimantan Selatan, Cirebon, Cimalaya-Jawa Barat, Tegal-Jawa Tengah, dan Mojosari-Jawa Timur .DOD/ Day Old Duck anak itik jantan.Harus bebas dari penyakit unggas a.I: Avian Influenza Fowl Pox, Avian Chlamydiasis Salmonellosis (S. pullorum; S, enteridis), Aspergilosis Cocidiosis dan penyakit unggas lainnya yang ditetapkan. (Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kalimantan Barat).
2.2.      Manajemen Pakan
Pakan merupakan kebutuhan utama dalam usaha pemeliharaan ternak itik. Biaya untuk ransum menempati  presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya. Kita ketahui bersama fungsi pakan pada makhluk hidup terutama ternak adalah sebagai penghasil energi. Setelah energi terbentuk maka akan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya (memelihara jaringan tubuh), kalau ada kelebihan energi akan dipergunakan untuk berproduksi (telur dan daging) dan bereproduksi. Mulatsih, S.Sumiati, dan Tjakradijaja (2010)


Itik adalah unggas yang paling tahan terhadap pakan berserat kasar tinggi, hal ini disebabkan sekum itik berkembang lebih baik dibandingkan ayam. Didalam sekum terdapat mikrobia yang mampu mencerna serat kasar menjadi asam lemak volatile yang digunakan untuk mensuplai kebutuhan energi. Haqiqi, S. H. (2008)
Kalau kita perhatikan paruh itik berbeda dengan paruh ayam, hal itu juga mempengaruhi dalam hal untuk mengambil pakannya. Paruh itik bentuknya pipih dan lebar memudahkan itik mengambil makanan di tempat basah. Ayam lebih menyukai pakan berbentuk butiran karena kebiasannya mematuk, sedangkan itik menyukai pakan yang becek. Pada paruh itik juga terdapat lempeng saringan yang berfungsi untuk menyaring makanan dari air dan lumpur. Kementrian Pertanian (2012)
            2.3.      Manajemen Perkandangan
            DOD (day old duck) umur 1-2 minggu sebaiknya ditempatkan dikandang yang dilengkapi pemanas, yaitu berupa box yang sekelilingnya tertutup atau bisa juga ditutup dengan kain/plastik. Kandang diberi fentilasi yang cukup agar sirkulasi udara terjaga, lalu sebelum DOD / bibit bebek dimasukkan semprotkan disinfektan agar kandang bebas dari kuman/penyakit yang dapat menyerang bebek. Lalu  didalam pemberian pakan, bebek umur 1-2 minggu perlu diberi pakan yang sedikit demi sedikit tetapi continue, berikan vitamin dan antibiotik untuk menjaga kesehatan bebek dan menambah nafsu makan. Dan yang terakhir selalu bersihkan kandang secara rutin, sebagai bentuk pencegahan terhadap penyakit.( Maulidya Siella Ningtyas dkk (2013)
Jenis Bangunan Kandang anak itik; pembesaran; kandang isolasi (itik sakit); tempat pembakaran ituk yang mati, dudang pakan, peralatan dan obat. Konstruksi Bangunan Bangunan dari bahan yang ekonomis, kuat, mudah dibersihkan dan didesinfeksi serta ternak terhindardari kecelakaan. Suhu optimal 26 – 30 cc ; memeliki saluran pembuangan limbah dan ventilasi udara Tata Letak Bangun kandang,Ruang kantor, tempat tinggal karyawan terpisah dan dibatasi pagar rapat, Kandang anak itik dan itik pembesaran terpisah, Jarak antara kandang : 1 kali lebar kandang dan jarak dengan bangunan lain minimal 25 meter, Kandang, isolasi dan bangunan lainnya harus ditata supaya aliran air, saluran pembuangan limbah, tidak menimbullan pencemaran penyakit., Lebar kandang membujur dari timur ke barat (Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kalimantan Barat. 2013)

2.4.      Vaksinasi
Vaksin bekerja menstimulasi kekebalan dengan mulai memproduksi antibody untuk melawan bibit penyakit yang ada dalam vaksin. Antibody ini selanjutnya akan terus diproduksi sampai antigen yang berasal dari vaksin hilang dari dalam tubuh. Secara alami antibody akan turun seiring dengan waktu , dan karena itulah diperlukan adanya booster/pengulangan dalam vaksinasi. (http://puyuhjaya.wordpress.com/2012/01/23/seluk-beluk-pemberian-vaksin-pada-unggas-termasuk-burung-puyuh-02/)

           

Vaksinasi untuk pertama kalinya menginduksi sel memory, sehingga respon kekebalan akan bergerak naik dengan cepat jika suatu saat terjadi kontak dengan agen infeksius, seperti yang ada dalam vaksin yang pernah diberikan sebelumnya. Pemberian vaksin untuk kedua kalinya adalah supaya konsentrasi antibody dapat meningkat d  engan segera, sehingga didapatkan “high level antibody” pada waktu yang cukup lama. Kususiyah dan Desia Kaharuddin (2008).
            2.5.      Penyakit
Itik lokal (Anas plathyrinchos) memiliki sifat aquatik yaitu suka dengan air. Hal ini ditunjang oleh bulu-bulu yang tebal dan berminyak yang berfungsi melindungi tubuh saat berada di air dan juga bentuk kaki dengan jari-jari kaki dihubungkan oleh selaput renang. Itik mempunyai keunggulan yaitu tingkat kematian (mortalitas) umumnya rendah, dan itik lebih tahan terhadap penyakit (Mulatsih dkk, 2010).
Kesehatan Hewan Situasi Penyakit Itik Pedaging penyakit-penyakit unggas yang berbahaya seperti : Avian Influenza (AI), Fowl Cholera, Fowl Pox, Avian Chlamydiasis, Salmonellosis (S. pullorum; E.enteridis), Aspergilosis, Coccidiosis dan penyakit unggas lainnya(Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kalimantan Barat)

2.6.      Pengobatan Penyakit

  1. Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. 
Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan.
Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.

2.         Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.
Gejala: pernafasan sesak, mencret. 
Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.





Bab III
PEMBAHASAN
3.1.     Pemilihan Bibit
Bibit itik hibrida merupakan bibit yang berasal dari hasil persilangan antara itik mojosari sebagai betinanya dan itik peking sebagai jantan. Kualitas dari bibit itik tergantung dari induk itik, bibit itik yang dihasikan haruslah berasal dari induk itik pilihan untuk mencapai bibit itik yang mempunyai pertumbuhan yang cepat khususnya untuk itik pedaging. Karena itik hibrida adalah merupakan itik persilangan, maka sebagai peternak kita harus jeli dalam memilih itik hibrida. Sehingga pada saat melakukan pembelian itik kita harus tau induk dari itik yang akan dibeli. Bibit itik hibrida Sunarto didapat dari penetasan bapak Hadi di daerah Tlekung dekat dengan kediaman bapak Sunarto.

Ketersediaan DOD dari itik hibrida tergantung dari musim panen padi, pada saat musim kemarau petani tidak menanam padi sehingga ketersediaan bibit itik sulit . Hal ini dikarenakan pada musim tersebut sawah yang biasanya digunakan untuk menggembala itik tidak tersedia, sehingga para peternak yang memelihara itik secara konvensional tidak melakukan pembelian bibit. Sedangakan pada waktu musim penghujan banyak terdapat sawah yang ditanami padi, sehingga area untuk mengembala itik banyak tersedia. Untuk mengantisipasi terjadinya kelangkaan bibit itik pada waktu musim penghujan, maka dua minggu sebelum memelihara itik, uang muka untuk bibit itik yang akan dipelihara harus di bayar terlebih dahulu. Adapun cara dari pemeliharaan untuk penyediaan bibit dari bapak hadi untuk pelanggannya menggunakan pakan yang sudah tersedia yang mana menyusun komposisi makanan sendiri.

3.2.      Manajemen Pakan
Sistem pemberian pakan hingga siap dipasarkan :
1.               Untuk itik umur 1-14 hari diberikan pakan BR 1 dan minum air biasa
2.               Untuk itik umur 15-25 hari itik diberi rasum/pakan jadi yang disusun oleh pak Hadi berupa formulasi konsentrat,ulat belatung yag mengandung protein tinggi,dedak,pollard,bungkil kelapa,molasses,limbah pertanian (sayur-sayuran)
3.               Untuk itik umur 26 hingga siap panen diberi pakan berupa racikan yang terdiri dari tepung roti,limbah warung makan, limbah restoran,sisa-sisa makanan. Apabila terdapat jambu lebih baik tidak digunakan karena dapat menghambat proses penggemukan dan membuat metabolism tidak lancar

Pemilihan bahan untuk pakan :
1.               Pakan yang dipilih dalam pemberian untuk ternak itik berbentuk pellet
2.               Apabila tidak dalam berbentuk pellet maka pakan harus lembek dengan cara pemberian air panas/hangat agar dapat  by pass protein, pakan tidak masuk hidung dan pakan tidak mengembang didalam saluran pencernaan yang dapat menyebabkan penekanan terhadap organ-organ yang bias mengakibatkan kematian
Waktu Pemberian Pakan
1.               Pakan dan Minum diberikan secara adlibitum (Secara terus menerus)
2.               Pemberian Pakan akan diberi sebelum pakan habis ditempat pakan
3.               Pengecekan tempat pakan dilakukan 3 kali sehari
4.               Pada itik fase stater 1-14 hari didalam brooader pakan harus selalu tersedia begitu juga dengan air kunyit

3.3.Manajemen Perkandangan
Sistem atap kandang yang digunakan pak sunarto
1.               Pada saat musim kemarau atau musim kering memakai system atap shade dengan meggunakan batang tebu ang telah disusun sedemikian rupa menyerupai atap
2.               Pada saat musim hujan system atap kandang dibuka sebagian agar sinar matahari yang jarang ditemui saat musim hujan dapat memberikan sinarnya kepada kandang sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur diarea kandang
3.               Menurut bapak sunarto menyatakan  bahwa system atap yang baik meggunakan atap yang berbahan dari seng/asbes karena  dengan menggunakan seng panas dari matahari dapat masuk dan ketahanan lebih dapat dipercaya akan tetapi dengan menggunakan asbes/seng biaya yang dikeluarkan sangat tinggi setinggi gunung semeru
4.               Pada system perkandangan pak sunarto kandang dibawah lerng dan memiliki tempat umbaran yang dapat dikatakan kandang semi intensif.
5.               Lantai kandang yang digunakan oleh pak sunarto dikondisikan miring ada tempat yang tinngi dan ada tempat yang rendah. Hal ini dengan tujuan kandang yang lantainya tinggi untuk istirahat dari ternak itik dan berteduh saat hujan turun. Lantai kandang yang tinggi insya allah dalam keadaan kering.
6.               Peralatan kandang yang harus diperhatikan oleh pak sunarto diantaranya tempat isolasi,penghangatan,tempat pakan,tempat minum,cahaya lampu saat malam hari,alas kandan (terbuat dari sekam padi,bubuk gergaji,sisa pemotongan  kayu,koran bekas)
7.               Rata-rata Kapasitas kandang untuk menampung ternak itik berkisar antara 100-150 ekor dengan ukuran 4 x 6 (meter)
8.               Pada kandang boarder harus selalu diperhatikan suhu karena apabila suhu tidak sesuai maka akan mengakibatkan kematian
9.               Pada kandang Isolasi tempat yang dguakan harus bersih dan setelah isolasi kandang harus didesinfeksi agar tidak menular bibit penyakit kepada ternak yang sehat

3.4.Penyakit dan Pencegahannya pada Itik

1.               Flu burung, adalah penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini dapat muncul dalam beberapa bentuk yang berbeda:
·                  Tanda-tanda klinis yang umum dan parah = Highly Pathogenic (HPAI)
·                  Tanda-tanda klinis pada pernafasan dan ringan = Low Pathogenic (LPAI)
·                  Tidak ada tanda-tanda klinis.
Pencegahan :Vaksinasi terhadap Flu Burung sudah ada dan sedang dikembangkan. Keputusan untuk membuatvaksin ini tersedia di suatu negara hanya bisa dilakukan oleh Direktorat Kesehatan Hewan. Akan tetapi, vaksinasi hanyalah salah satu metode untuk pencegahan dan pengendalian.

2.               Kolera atau foel cholera, disebab kan oleh kuman yang menyebabkan  kematian mendadak dan mortalitas tinggi, ditandai dengan adanya gangguan pernafasan dan syaraf, radang persendian seta pembengkakan dan warna kebiruan pada balung atau jawer itik.
Upaya pengendalian penyakit kolera unggas terdiri atas tiga pokok kegiatan yaitu sanitasi, vaksinasi dan pengobatan. Disamping itu upaya pengamanan terhadap penyakit menular juga perlu diterapkan
3.               Penyakit highly pathogenic avian influenza (HPAI) yang disebabkan oleh virus avian influenza subtipe H5N1, ditandai dengan kematian itik yang tinggi.
Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan sanitasi, vaksinasi dan pengobatan. Disamping itu upaya pengamanan terhadap penyakit menular juga perlu diterapkan.


Bab IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Dalam Peeliharaan ternak itik hal yang harus diperhatikan anata lain:
1.      Manajemen Pakan yakni meliputi Sumbernya,Kandungan Gizi,Mudah didpat,disukai ternak,dan harga murah untuk menekan biaya pakan
2.      Lingkungan meliputi Jauh dari pemukiman,Limbah ternak tidak mencemari( dapat dilakukan penanganan limbah),suhu yang Ideal,Jauh dari ngkat kriminal(Pencurian),tidak pernah ada riwayat penyakit yang Kronis (zona endemic)
3.      Manajemen Kandang meliputi Kelayakan untuk ternak(kenyamanan,Lantai kandang bersih,suhu kandang,Sinar yang masuk,sirkulasi udara serta kelembaban dan sumber pakn dan minum)
4.2.Saran
1.      Sebaiknya praktikum dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan agar peternak tidak dirugikan karena kemunduran moral,prilaku,adat dan tata karma  yang kurang baik
2.      Dalam prktikum sebaiknya bukan hanya sekedar observasi lapang menurut kami lebih baik bersama-sama menggunakan uang dengan baik dengan cara pemeliharan intensif dan akan member pengalaman yang baik bagi praktikan
3.      Menurut kami akan lebih berguna membantu peternak dalam pemeliharaan dilapang selama hari yang ditentukan dari pada praktikum yang kurang berbobot dan tidak efisien









Daftar Pustaka


Haqiqi, S. H. 2008. Mengenal Beberapa Jenis Itik Petelur Lokal. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Malang.
Kususiyah dan Desia Kaharuddin.2008. Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betinayang Dipelihara secara Intensif. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 3, No 1,:5-9

 Maulidya Siella Ningtyas dkk.2013.  Pengaruh Temperatur Terhadap Daya Tetas Dan Hasil Tetas Telur Itik (Anas platyrinchos). Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):347-352

Mulatsih, S.Sumiati, dan Tjakradijaja. 2010. Intensifikasi Usaha Peternakan Itik Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga. Laporan Akhir Program Iptek Bagi Masyarakat. Institut Pertanan Bogor. Bogor.
Susila, A. B. 1997. Pengaruh Frekuensi Pemutaran Telur dan Berat Telur Terhadap Fertilitas, Daya Tetas, Mortalitas, dan Berat DOD Itik Tegal. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Yuwanta. T. 1993. Perencanaan dan Tata Laksana Pembibitan Unggas. Inseminasi Buatan pada Unggas. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.
Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kalimantan Barat.2013. diakses 04.25 12 desember 2013

 . Malang.
Kususiyah dan Desia Kaharuddin.2008. Performans Pertumbuhan Itik Talang Benih Jantan dan Betinayang Dipelihara secara Intensif. Jurnal Sain Peternakan Indonesia Vol. 3, No 1,:5-9

 Maulidya Siella Ningtyas dkk.2013.  Pengaruh Temperatur Terhadap Daya Tetas Dan Hasil Tetas Telur Itik (Anas platyrinchos). Jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):347-352

Mulatsih, S.Sumiati, dan Tjakradijaja. 2010. Intensifikasi Usaha Peternakan Itik Dalam Rangka Peningkatan Pendapatan Rumah Tangga. Laporan Akhir Program Iptek Bagi Masyarakat. Institut Pertanan Bogor. Bogor.
Susila, A. B. 1997. Pengaruh Frekuensi Pemutaran Telur dan Berat Telur Terhadap Fertilitas, Daya Tetas, Mortalitas, dan Berat DOD Itik Tegal. Skripsi. Fakultas Peternakan. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Yuwanta. T. 1993. Perencanaan dan Tata Laksana Pembibitan Unggas. Inseminasi Buatan pada Unggas. Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.
Dinas Peternakan dan kesehatan hewan Kalimantan Barat.2013. diakses 04.25 12 desember 2013